Cerita Birahi Sex Tembak Anus Pacarku

 

Tak rugi aku memacari gadis yang satu ini. Gadis yang sudah kupacari sekitar setahunan ini selalu memberikan aku sebuah sensasi dalam bercinta. Sebut saja namanya Pungki, gadis cantik bertubuh putih bersih, berbadan sangat molek dan sangat menggairahkan. Setiap bercinta dan melakukan hubungan sex, pungki selalu memberikan aku kepuasan yang lebih. Pungki juga bisa disebut gadis hyper sex, karena dia selalu tidak puas berhubungan sex hanya sekali dalam satu hari.

Pernah juga dalam sehari aku dibuat ngecrot sampai 12 kali hingga seluruh badanku terasa lemas tak berdaya. Namun bersama Pungki aku belum mendapatkan sensasi ngentot lubang anusnya, dan hal itu yang membuat aku terus berusaha unutk mendapatkannya. Karena selama ini kalau pas ngentot, Pungki sellau menolak jika aku ingin masukkan k0ntolku dalam anusnya. Aku ingin merasakan sensasi berbeda yang kudapatkan dari lubang anus Pungki.

Meski aku sudah meniduri Pungki tak terhitung banyaknya, mungkin kalau dihitung bisa sampai ratusan kali aku ngentot dia, namun tubuhnya yang sangat kencang gak bisa membuat aku berpaling darinya. Ibarat kata m3meknya sudah kemasukkan k0ntolku segitu banyaknya, namun toket dan pantatnya masih sangat kencang dan begitu menggoda. Karena dari banyak wanita yang kutiduri, tubuhnya gak ada yang semenggoda Pungki.

Oohhh…ya perkenalkan namaku Roni. Sebagai laki-laki, aku mempunyai perawakan yang bisa dibilang cukup menarik setiap kaum wanita dengan tinggiku 175cm dengan tubuhku yang sixpack, kulit puith bersih dan juga wajah yang ganteng, ditambah aku mempunyai jambang yang menurutku menjadi daya tarikku. Selain itu aku juga mempunyai ukuran k0ntol yang besar, dengan panjang 15cm dengan diameter 7cm, yang selalu membuat wanita yang ngentot denganku selalu merasa puas.

Kembali keceritaku, aku yang ingin merasakan ngentot anus Pungki pun akhirnya mempunyai sebuah rencana. Kuajak 2 teman laki-lakiku dan 2 teman wanita Pungki untuk kepuncak. Setelah kuajak mereka dan mereka mau, sesuai dengan rencanaku, akhirnya kita pun berangkat menuju puncak. Jadilah akmi ber enam berangkat menuju puncak, dan setelah sekitar 2 jam melakukan perjalanan, kita pun sampai dipuncak tujuan kita. Setelah istirahat sejenak, kami yang laki-laki pun segera mendirikan tenda karena cuaca sudah mendung.

Setelah tenda berdiri, cuaca semakin mendung dan malam pun sudah tiba. Kemudian kami menyalakan api unggun untuk menghangatkan tubuh kami. Sekitar 1 jam kami makan dan minum, bercanda ditemani hangatnya api unggun sebelum akhirnya air dari langit jatuh dan kami langsung berlari menuju tenda kami. Kulihat Pungki berlari menuju tenda dan lansgung saja aku menyusulnya. Sementara 2 teman laki-lakiku dan 2 teman wanita yulia masuk ketendanya masing-masing. awalnya hujan turn gerimis saja, namun semakin lama hujan turun semakin deras dan cuaca pun menjadi semakin dingin. Akhinrya kita putuskan untuk langsung istirahat. Pungki membisikkan sesuatu kepadaku, “Jangan macam-macam..Disini dingin banget tau” namun hal itu malah kutafsirkan suatu tantangan untuk memulai suatu gerilya. Cerita Sex Terbaru

Setelah api unggun padam, kmai pun hanya ditemani sebuah lampu penerangan kecil yang membuat suasana menjadi remang-remang. Kukira karena suasana yang snagat dingin, teman-teman yang lainnya pun pasti sudah langsung tidur. Pungki yang semula membelakangiku, entah karena suasana yang dingin, sekarang Pungki mulai menghadapku. Hangat nafas Pungki mulai kurasakan dan ditengah lampu remang-remang kupandangi wajah manis Pungki hingga lama kelamaan membuat keisenganku keluar.

Perlahan tangan kiriku kuangkat dan kutindihkan dipinggulnya, sementara siku kuletakkan sedemikian rupa sehingga hampir menyentuh buah dadanya. photomemek.com Yang menjadikan jika Pungki bergerak sedikit saja buah dadanya pasti tersenggol oleh lenganku. Kutunggu itu terjadi dengansabar dan hati berdebar-debar. Sementara itu kulihat Pungki tidur semakin pulas. Melihat itu aku jadi gak sabar, lalu kugeser sedikit sikuku agar menyentuh buah dadanya. Oh, ternyata buah dadanya dilindungi oleh kedua tangannya. Usahaku-pun sia-sia. Kemudian kuputar otakku mencari posisi yang menguntungkan.

Belom sampai kudapatkan ide lagi, tiba-tiba Pungki bergerak, mengambil lenganku dan menariknya kedalam pelukannya. Lampu penerangan yang sudah habis, membuat suasana kali ini gelap gulita, dan dalam keadaan gelap kurasakan aku menyenggol benda kenyal yang halus. Namun aku tak tahu benar bagian tubuh mana itu, perut apa dada Pungki. Meskipun demikian cukuplah untuk pemanasan, pikirku. K0ntolku yang sejak tadi mengkerut karena kedinginan, sekarang sudah mulai bangun. Sebelum lebih mengembang besar benar, kubenarkan posisi k0ntolku agar nantinya bisa mengembang keras dengan sempurna tanpa ada jembut yang tertarik oleh tegangnya k0ntolku. Sedikit gerakanku nampaknya membuat Pungki semakin mendekapkan tanganku kedalam pelukannya, mungkin refleks atau apa aku kurang tahu. Sebelah kakinya yang menindihku dinaikkan keatas hingga nyaris menindih k0ntolku.

Dengan lenganku yang masih dalam pelukannya, sekarang jari-jariku bisa bebas bergerak, kucoba meraih apa saja yang ada didekatnya, namun semuanya sia-sia. Gerakan-gerakan kecil k0ntolku pasti terasa juga oleh Pungki, seumpama dia tidak tidur. Kembali Pungki memeluk tanganku namun kali ini lebih kencang dan ditekankannya kedadaku. Sekarang kurasakan lembut dan hangatnya payudara Pungki yang terbungkus jaket tebalnya. Dalam gerakan itu kuberanikan diri memegang pangkal pahanya. Pungki hanya menggeliat dan menaikkan kakinya hingga menindih k0ntolku. Weeenanaak sekali rasanya. Kurasakan k0ntolku semakin menggeliat dan bergerak-gerak. Oleh gerakan k0ntolku itu diangkatnya kaki Pungki, lalu diletakkan lagi pada tempat yang sama. Naaaah, disinilah aku baru merasa kalau Pungki masih belum tidur dan semua gerakannya masih dilakukan dalam keadaan sadar.

Sebelah tanganku yang didekapnya, kugeser-geserkan mencari sasaranku, yang kutuju adalah mem3knya. Tapi sebelum sampai pada sasaran yang kutuju, dicubitnya tanganku dengan pelan. Aku dan Yulia tak berani saling bersuara. Cubitan halus ini tidak menyurutkan niatku, dan dengan agak memaksakan diri akhirnya sampailah telapak tanganku bersandar diselangkangannya. Sampai didaerah itu tanganku justru dijepit oleh kedua kakinya. Mem3knya yang empuk kurasakan meskipun masih tertutup celananya.

Namun oleh jepitan kakinya yang kencang itu, aku tak bisa berbuat banyak. Tapi sebelah tanganku masih bebas leluasa, dengan gerakan yang super hati-hati karena takut Pungki kaget, tanganku mulai menerobos double cover-nya. Pungki merenggangkan kedua tangannya yang membentuk double cover itu. Dan mendaratlah tanganku diatas toketnya. Kuelus-elus dan kuremas-remas yang membuatnya keenakan.

Setelah beberapa lama kemudian kuarahkan tanganku untuk mengelus-elus perutnya yang mudah disingkapkan. Perlahan kuselipkan tanganku kebagian dadanya. Akhirnya sampai juga ke BH-nya. BH yang terbuat dari nilon halus itu memang lebih nikmat rasanya untuk diremas-remas. Tetapi dasar pikiran yang sudah kotor, maka kucari pengait BH yang ada dipunggungnya. Aku sedikit kesulitan membuka pengait itu. Pungki dengan gerakan yang pelan ikut membantunya Dan lepaslah pengait itu, yang membuat payudaranya sangat mudah untuk kusentuh. Ada rasa hangat, ada rasa lembut, ada rasa nikmat dan ada getaran aneh yang menjadikan k0ntolku, yang tanpa kuduga sudah ada digenggaman tangan Pungki, yang sudah membesar dan mengeras.

Kuremasi buah dadanya, kupilin-pilin putting susunya yang menjadikan nafas Pungki semakin memburu. Dan akhirnya untuk lebih memberikan ruang gerakku, Pungki mengambil posisi terlentang. Sekarang tanganku dengan bebas mempermainkan toketnya yang sudah tidak terlindungi lagi oleh jaketnya, namun masih dalam selimut tebalnya. Sesekali ada kilat dan kulihat wajah Pungki yang polos kelihatan setengah merem menikmati permainanku.

Kemudian kepalaku menerobos masuk kedalam selimutnya. Kuciumi toketnya yang mulus dan montok itu, tak kelewatan juga putting susunya yang sudah membesar. Membuat nafas Pungki semakin tk karuan. Sementara tanganku menggesek-gesek v4ginanya. Pungki diamsaja, hal ini terbukti dengan lebih mengangkangkan kedua kakinya. Setelah kubuka resletingnya, kuturunkan kebawah sekalian dengan CD-nya. Dengan demikian mem3knya yang ditumbuhi jembut tipis itu sudah basah oleh lendir karena rangsangan dan usapan-usapan halus yang kuberikan.

Begitu kumasukkan sebuah jari tengahku kedalam lubang mem3knya, terasa sempit dan berdenyut-denyut membuat aku semakin gak tahan lagi. Apalagi tangan Pungki sudah menerobos masuk kedalam celanaku dan mengocok k0ntolku dengan halus. Aku sedikit kesulitan melepas celana dan CD pungki, tapi Pungki membantunya dengan diangkatnya pinggulnya tinggi-tinggi sambil menurunkan celananya. Setelah terbuka kemudian kutindih Pungki, kuarahkan k0ntolku ke m3meknya. Lalu kupelorotkan celanaku sampai kelutut. Kuambil posisi diatasnya, sambil kubetulkan selimut dipunggungku. Pungki membimbing k0ntolku kearah lubang m3meknya dan “Bleeeeess…” batang k0ntolku menerobos masuk dalam mem3knya yang hangat.

Kupompa beberapa kali k0ntolku didalam v4ginanya yang sempit, terasa dinding m3meknya bergetar menjadikan k0ntolku semakin nikmat, kupercepat gerakanku, sampai akhirnya sampailah perasaan yang sulit dirasakan, tubuhku menegang perasaan nikmat, setengah ngilu berada diujung k0ntolku dan menjalar kepinggulku kemudian menjalar keseluruh tubuhku. Sepersekian detik menjelang keluar pejuhku, sekilas kuingat sesuatu dan kucabut k0ntolku dari v4ginanya. Sehingga muncratlah pejuhku diatas perut Pungki. Kugesek-gesekkan keperutnya yang mulus. Ada beberapa kali semprotan sebelum habis sama sekali. Sejenak kunikmati perasaan yang sangat indah ini, sampai kudengar suara batuk ditengah kegelapan. Aku agak terkejut dan segera kembali pura-pura tidur disamping Pungki dengan manisnya. Kudengar Pungki tertawa namun ditahan. Dia pegang k0ntolku yang sudah mulai lemas dan mencium pipiku. Lalu memakai pakaiannya lagi.

Paginya sesuai rencana kami bersiap-siap untuk pulang, Pungki bersikap seperti biasa terhadapku. Seperti tidak ada apa-apa semalam.

Mengenai kebiasaan Pungki dibidang sex, dia sangat agresif kadang-kadang meskipun aku sudah keluar, seandainya dia belum mencapai orgasme maka dia dengan sangat agresif melakukan segala sesuatu. Untuk membuat k0ntolku tegang lagi. Dalam melakukan hubungan sex, kami sudah sangat bervariasi, dari mulai blow job sebagai pemanasan, dogy style, 69 dan lain-lain. Pokoknya semuanya dicoba. Segala lubang sudah kumasuki termasuk lubang duburnya.

Sedikit susah juga merayu untuk ditembak bagian belakang. Dengan alasan dia belum orgasme. Pada suatu ketika aku sangat menggebu-gebu dan bernafsu, sudah tiga kali Pungki klimaks besar sampai tubuhnya lemas. Dan barangnya sudah tidak bisa mencengkeram lagi. Aku sampai kehabisan gaya, akhirnya ketika dia tengkurap mula-mula kutembak kemaluannya dari belakang. Tetap saja belum keluar, sedangkan dia sudah kecapekan. Akhirnya kugosok-gosokkan diantara lipatan pantatnya, agak enak juga.

Setelah kering kugosok-gosokkan, kumasukkan lagi kedalam m3meknya yang basah sebagai pelumas. Begitu kutempelkan pada lipatan bokongnya itu tampak ada denyutan tepat diujung k0ntolku. Perlahan kusodok sedikit, ternyata masuk walaupun sempit sekali. Pungki mau bangkit dan menolak, tetapi kutekan terus akhirnya karena dia mungkin sedang kecapekan apa mungkin merasakan nikmat. Akhirnya dia diam saja. Mulanya hanya kepala saja yang bisa masuk, namun karena panasnya daerah itu dan remasannya yang sangat kuat tidak ada dua menit aku pun keluar.

Lama kelamaan Pungki agak terbiasa dengan tembakan belakang melalui anus, dengan syarat dia sudah terpuaskan dulu. Namun sampai sekarang dia tetap tidak suka dengan permainan itu. Ketika membicarakan sex secara serius, dia selalu menghindar ketika menyinggung soal lubang anusnya. Jujur saja, hubungan aneh ini berlangsung sampai kini Pungki bekerja. Dengan aku meyakinkan bahwa akan aku keluarkan diluar. ,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts